IKUTI AKSI PENGGALANGAN DANA KORBAN BANJIR WASIOR BERSAMA PUSKOMDA SULSELBAR, SELASA 12 OKT PKL 16.00 DI PETTARANI UJUNG ALAUDDIN. Selengkapnya...

Pendaftaran Online di UNM tahun 2010

Jadwal Pendaftaran SNMPTN 2010

Waktu Pendaftaran dilaksanakan secara online melalui internet sehingga dapat dilakukan dari manapun mulai tanggal 2 Mei 2010 pukul 08.00 WIB sampai dengan 31 Mei 2010 pukul 16.00 WIB. Pendaftaran susulan secara on-line dibuka kembali pada tanggal 10-12 Juni 2010 yang dilaksanakan bagi lulusan SMA/MA/SMK/MAK yang mengikuti UN ulangan.

Persyaratan Pendaftaran

Persyaratan bagi peserta ujian SNMPTN 2010 adalah Lulus Ujian Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional SMA/MA/SMK/MAK atau yang setara tahun 2008, 2009 dan 2010, sehat, dan tidak buta warna bagi program studi tertentu. Sementara persyaratan penerimaan perguruan tinggi adalah lulus ujian Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional, lulus SNMPTN 2010, sehat dan memenuhi persyaratan lain yang ditentukan oleh masing-masing PTN penerima.

Cara Daftar SNMPTN 2010 secara Online

Secara umum tata cara pendaftaran SNMPTN 2010 secara online sebagai berikut :

  1. Calon peserta membayar biaya ujian di BANK MANDIRI melalui Loket/ATM/Internet Banking.
  2. Setelah melakukan pembayaran, calon peserta akan menerima bukti pembayaran yang berisi:
    (a) Nomor Identitas calon peserta, dan
    (b) PIN SNMPTN sepanjang 16 karakter. Nomor Identitas dan PIN SNMPTN ini bersifat sangat rahasia dan tidak boleh diperlihatkan pada orang lain.
  3. Calon peserta melakukan pendaftaran secara online (melalui Internet) dengan mengunjungi alamat website SNMPTN 2010 di https://register.snmptn.ac.id/login.php.
  4. Setelah melakukan pendaftaran secara online, calon peserta akan menerima Kartu Bukti Pendaftaran yang telah dibubuhi meterai dan telah ditandatangani berlaku sebagai Kartu Tanda Peserta SNMPTN 2010 yang harus dibawa ketika mengikuti ujian.
  5. Peserta ujian dapat memilih Program Studi di setiap PTN di luar wilayah tempat peserta mengikuti ujian. Tempat ujian tidak merupakan kriteria penerimaan, sehingga peserta ujian tidak perlu mengikuti ujian di tempat Program Studi atau Perguruan Tinggi Negeri yang menjadi pilihannya. Peserta dapat memilih lokasi ujian yang dikehendaki.

Biaya Pendaftaran

Biaya pendaftaran SNMPTN 2010 tidak berubah dibandingkan SNMPTN 2009 yaitu Rp. 150.000,- untuk kelompok ujian IPA/IPS dan Rp. 175.000,- untuk kelompok ujian IPC.

Pusat Informasi SNMPTN 2010

1. Situs resmi SNMPTN 2010 adalah http://www.snmptn.ac.id. Segala informasi mengenai SNMPTN 2010 dapat diakses melalui situs web tersebut.
2. Alamat Panitia Pelaksana SNMPTN 2010 adalah Gedung Andi Hakim Nasoetion Rektorat IPB lantai 2 Kampus IPB Darmaga, Bogor. Telp. (0251) 8622634, 8622635; Fax. (0251) 8622708; e-mail: panitia@snmptn.ac.id

Informasi Mengenai Pendaftaran SNMPTN 2010 Online di dapat langsung dari situs resmi, semoga bisa membantu. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas tentang pendaftaran online ini, dapat menghubungi Call Center SNMPTN 2010 di 08041450450 Selengkapnya...

Ayo Giatkan Dakwah Fardiyah!


Berikut ini kiat praktis dakwah fardiyah sebagaimana yang dipaparkan Syekh Mustafa Masyhur dalam bukunya Fiqhud
Dakwah. Kiat-kiatnya sebagai berikut:

Langkah Pertama : Berupaya untuk membina hubungan dan mengenal setiap orang yang hendak didakwahi dan
membangunnya dengan baik. Upaya ini untuk menarik simpati darinya agar hatinya lebih terbuka dan siap menerima
perbincangan yang dapat diambil manfaat sehingga pembicaraan berikutnya dapat berlangsung terus. Pembinaan
hubungan dengannya dilakukan secara intens sehingga obyek dakwah mengenal orang yang mengajaknya sebagai
orang yang enak untuk berteman dan berkomunikasi.
Langkah Kedua : Membangkitkan iman yang mengendap dalam jiwa. Pembicaraan hendaklah tidak langsung
diarahkan pada masalah iman, namun sebaiknya berjalan secara tabi'i, seolah-olah tidak disengaja dengan
memanfaatkan moment tertentu untuk memulai mengajaknya berbicara tentang persoalan keimanan. Melalui
pembicaraan yang tabi'i persoalan yang dipaparkan akan mudah mendapatkan sambutan. Dari sambutan yang
disampaikannya mengenai beberapa hal dapat ditindak lanjuti dengan meningkatkan gairah keimanannya. Gairah
keimanan yang timbul darinya akan mencari solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Dari situlah muncul perhatian
yang besar terhadap masalah-masalah keislaman dan keimanan.
Langkah Ketiga : Membantu memperbaiki keadaan dirinya dengan mengenalkan perkara-perkara yang bernuansa
ketaatan kepada Allah dan bentuk-bentuk ibadah yang diwajibkan. Pada tahap ini perlu pula dibekali dengan bahan-
bahan bacaan dari referensi yang sederhana, seperti Dasar-dasar Islam, Prinsip-prinsip Islam (Abul 'Alaa Al Maududi)
dan lain-lainnya. Di samping bekalan bahan-bahan bacaan juga perlu diperkenalkan dengan lingkungan yang baik dan
komunitas masyarakat yang shalih agar dapat menjaga nilai-nilai yang telah tertanam dan meneladani kehidupan orang
shalih. Mutabaah dan pemantauan dalam tahap ini memerlukan kesabaran yang tinggi sehingga dapat membimbing
perjalanannya di atas jalan dakwah dan terhindar dari faktor-faktor yang buruk.
Langkah Keempat : Menjelaskan tentang pengertian ibadah secara syamil agar memiliki kepahaman yang shahih
tentang ibadah disertai niat yang benar dan berdasarkan syara'. Pemahaman yang tidak sempit terhadap ibadah. Ibadah
bukan sebatas rukun Islam yang empat saja (shalat, puasa zakat dan haji). Akan tetapi pengertian ibadah yang luas
sehingga memahami bahwa setiap ketundukan seorang hamba pada-Nya dengan mengikuti aturan yang telah
digariskan akan bernilai ibadah.
Langkah Kelima : Menjelaskan kepada obyek dakwah bahwa keberagamaan kita tidak cukup hanya dengan keislaman
diri kita sendiri. Hanya sebagai seorang muslim yang taat menjalankan kewajiban ritual, berperilaku baik dan tidak
menyakiti orang lain lalu selain itu tidak ada lagi. Melainkan keberadaan kita mesti mengikatkan diri dengan keberadaan
muslim lainnya dengan berbagai macam problematikanya. Pada tahap ini pembicaraan diarahkan untuk menyadarkan
bahwa persoalan Islam bukan urusan perorangan melainkan urusan tanggung jawab setiap muslim terhadap agamanya.
Perbincangan ini dilakukan agar mampu mendorongnya untuk berpikir secara serius tentang bagaimana caranya
menunaikan tanggung jawab itu serta menjalankan segala tuntutan-tuntutannya.

Langkah Keenam : Menjelaskan kewajiban untuk mengemban amanah umat dan permasalahannya. Kewajiban di atas
tidak mungkin dapat ditunaikan secara individu. Masing-masing orang secara terpisah tidak akan mampu
menegakkannya. Maka perlu sebuah jamaah yang memadukan potensi semua individu untuk memperkuat tugas
memikul kewajiban berat tersebut. Dari tahap ini obyek dakwah disadarkan tentang pentingnya amal jama'i dalam
menyelesaikan tugas besar ini.
Langkah Ketujuh : Menyadarkan padanya tentang kepentingan sebuah jamaah. Pembicaraan ini memang krusial dan
rumit sehingga memerlukan hikmah dan kekuatan argumentasi yang meyakinkan. Oleh karena itu harus dijelaskan
padanya bahwa bergabung dengan sebuah jamaah harus meneliti perjalanan jamaah tersebut. Jangan sampai terburu-
buru untuk menentukan pilihan terhadap sebuah jamaah yang akan dijadikannya sebagai wahana merealisasikan dasar-
dasar Islam.
Demikianlah langkah-langkah dalam melaksanakan dakwah fardiyah sebagaimana yang dijelaskan oleh syekh Mustafa
Masyhur. Selamat mengamalkan, semoga Allah SWT. memudahkan kita membimbing manusia ke jalan-Nya. Amin.
sumber : http://kaderisasi.pks.or.id/?op=isi&id=120 Selengkapnya...

KAMUS Dept. Keputrian


KAMUS (Kajian Muslimah) LDK SALMAN UNM.
Sebuah sarana penambah kafaah keislaman terkhusus buat muslimah yang rindu akan kejayaan Dakwah Islamiah.
KAMUS merupakan agenda rutin dari Departemen Keputrian LDK SALMAN UNM (koord. Ukhti Nayah) yang dilaksanakan setiap hari jumat pkul 11.30.
Bagi yang mau ikutan ...hubngi ukhti Nayah. Selengkapnya...

Baliho FSLDKD Sul-Selbar






Bismillahirrahmanirrahim.

Segalah puji hanya bagi Allah semata. Yang telah memberi kita napas panjang hingga kembali kita kembali mensyiarkan kehadiran diri ini. Kehadiran para pemuda militan dalam mensyiarkan dakwah ini. "Akselerasi peran sebagai wujud kemandirian lembaga dakwah kampus dalam menjawab permasalahan ummat", adalah tema yang di angkat pada acara FSLDKD IV tahun 2009. Yang Insya Allah dilaksanakan dari tgl 29-31 mei 2009.
Salawat dan Taslim senantiasa kita haturkan kpd teladan kita Muhammad Saw. Dia, telah mengajarkan kita sebuah risalah Allah yaitu Agama Islam. Dan mewarisi kita semangat jihad yang tak pernah padam, hingga hari akhir menjemput kita.
Ikhwah wa akhwat fillah.
Jadikan moment ini untuk kembali mempertegas keberadaan syiar kita di Kampus. Sebagai representatif kekhalifahan kita sebagi pengembang dakwah kampus ini.
Mari, beri semangat kpd saudara kita di UKM Al-Jami UIn Alauddin
Sebagai tuan rumah dan pelaksana FSLDKD IV.
Semoga kerja-kerja dakwah yang dilakukan menjadi limpahan pahala di akhirat kelak.
Terakhir...
Tetap semangat, kobarkan semangat jihadmu.
Mari, kepalkan tanganmu, luruskan pandanganmu, kuatkan zikirmu
kemudian, teriakkan
Allahu akbar...
Allahu Akbar...
Allahu Akbar...
LDK SALMAN UNM, beserta seluruh staff.
Wallahu a'lam bishowab.
Design by:Koord. Dept. Media LDK SALMAN UNM beserta crew.
(Muhammad Yusuf As-shafy) Selengkapnya...

KISAHKU

Teladan dari Dua Umar

Mendengar kata kata sang Badui, Umar bersumpah tidak akan memakan lemak sampai semua orang hidup seperti biasa. Ucapannya benar benar dibuktikan. Kata-katanya diabadikan sampai saat ini, "Kalau rakyatku kelaparan, aku ingin orang pertama yang merasakannya...
----------
Umar bin Abdul Aziz membersihkan kedua tangannya. la berdiri. Di depannya nampak makam Sulaiman bin Abdul Malik, khalifah Bani Umayyah sebelumnya. Berdasarkan wasiat al marhum, Umar bin Abdul Aziz menduduki jabatan khalifah. Baru saja Umar bangkit berdiri, tiba-tiba ia mendengar suara riuh. "Ada apa?", tanya Khalifah kedelapan Bani Umayyah itu heran.

"Ini kendaraan Anda, wahai Amirul Mukminin," ujar salah seorang sambil menunjuk sebuah kendaraan mewah yang khusus disiapkan untuk sang khalifah.

Dengan suara gemetar dan terbata bata karena kelelahan dan kurang tidur, Umar berkata, "Apa hubungannya denganku? Jauhkanlah kendaraan ini. Se¬moga Allah memberkahi kalian." Lalu ia berjalan ke arah seekor keledai yang menjadi tunggangannya selama in!

Baru saja ia duduk di atas punggung hewan itu, serombongan pengawal datang berbaris mengawal di belakangnya. Di tangan masing masing tergenggam tombak tajam mengkilat. Mereka siap menjaga sang
khalifah dari marabahaya.

Melihat keberadaan pasukan itu, Umar menoleh heran dan berkata, "Aku tidak membutuhkan kalian. Aku hanyalah orang biasa dari kalangan kaum Muslimin. Aku berjalan pagi hari dan sore hari sama seperti rakyat biasa."

Selanjutnya, Umar berjalan bersama o¬rang prang menuju masjid. Dari segala penjuru orang orang pun berdatangan. Ketika mereka sudah berkumpul, Umar bin Abdul Aziz berdiri. Setelah memuji Allah dan ber¬shalawat pada Nabi dan para sahabatnya, ia berkata, 'Wahai manusia, sesungguhnya aku mendapat cobaan dengan urusan ini (khilafah) yang tanpa aku dimintai persetujuan terlebih dulu, memintanya atau pun ber¬musyawarah dulu dengan kaum Muslimin. Sesungguhnya, aku telah melepaskan baiat yang ada di pundak kalian untukku. Untuk selanjutnya silakan pilih dari kalangan kalian sendiri seorang khalifah yang kalian ridhai.'

Mendengar ucapannya itu, orang orang pun berteriak dengan satu suara, "Kami telah memilihmu, wahai Amirul Mukminin. Kami ridha terhadapmu. Aturlah urusan kami dengan karunia dan berkah Allah.'

Banyak hal yang bisa kita teladani dari sikap hidup Umar bin Abdul Aziz. Selain sikap zuhud dan kesederhanaan, kita juga belajar wara' (menjauhi syubhat). Kisah dirinya ketika memadamkan lampu minyak saat menerima kedatangan anaknya, diabadikan oleh sejarah. la tak mau menggunakan fasilitas negara untuk keperluan pribadi atau keluarga.

Kits bandingkan dengan sikap pemimpin saat ini. Sulit membedakan mana harta mereka pribadi dan mana milik pemerintah. Berapa banyak para pejabat yang tetap menggunakan fasilitas negara saat kampanye yang nota bene untuk kepentingan sendiri.

Begitu pun setelah mereka berkuasa. Bahkan, mereka yang selama ini dikenal dekat dengan rakyat menjadi jauh. Akibatnya, mereka sendiri merasa tidak aman. Kemana pun pergi selalu dijaga ketat oleh para pengawal.

Kenyataan ini akan sangat bertolak belakang jika kita tengok jauh lagi ke belakang. Pada akhir abad 17 Hijriyah, misalnya. Saat itu kaum Muslimin sebenarnya sedang menikmati kemenangan pasukan mereka di Irak dan Syam. Namun di tengah kegembiraan itu, mereka dikejutkan oleh datangnya musim kemarau berkepanjangan. Selama sembilan bulan hujan tak turun. Bumi gersang dan penuh debu. Hewan dan tanaman menjadi korban.

Kondisi Madinah tak terlalu buruk. Di bawah pemerintahan Umar bin Khaththab, Khalifah Kedua setelah Rasulullah saw wafat, penduduk Madinah dibiasakan menyimpan makanan. Akibatnya, dari berbagai daerah masyarakat datang berbondong bondong, mengungsi di kota Nabi itu. Selama beberapa saat Madinah bisa bertahan. Tapi lama kelamaan penduduknya makin tertekan. Mereka mulai kekurangan bahan makanan. Lalu apa yang dilakukan Umar bin Khaththab kala itu?

Ketika kelaparan mencapai puncaknya, Umar pernah disuguhi remukan roti yang dicampur samin. Umar memanggil seorang Badui dan mengajaknya makan bersama. Umar tidak menyuapkan makanan ke mulutnya sebelum Badui itu melakukannya lebih dahulu. Orang Badui sepertinya benar benar menikmati makanan itu. "Agaknya, Anda tak pernah mengenyam lemak?" tanya Umar.

"Benar," kata Badui itu. "Saya tak pernah makan dengan samin atau minyak zaitun. Saya juga sudah lama tidak menyaksikan orang orang memakannya sampai sekarang,” tambahnya.

Mendengar kata kata sang Badui, Umar bersumpah tidak akan memakan lemak sampai semua orang hidup seperti biasa. Ucapannya benar benar dibuktikan. Kata-katanya diabadikan sampai saat ini, "Kalau rakyatku kelaparan, aku ingin orang pertama yang merasakannya. Kalau rakyatku kekenyangan, aku ingin orang terakhir yang menikmatinya," ujar Umar.

Padahal, saat itu Umar bisa saja menggunakan fasilitas negara. Kekayaan Irak dan Syam sudah berada di tangan kaum Muslimin. Tapi tidak. Umar lebih memilih makan bersama rakyatnya.

Kita diberikan pelajaran sangat berharga oleh dua Umar. Dengan meneladani kehidupan dua khafrfah itu, para pemimpin akan merasakan penderitaan rakyat. Perasaan inilah yang akan melipatgandakan perjuangannya. Bagaimana mungkin seorang pemimpin akan bisa berjuang kalau ia sendiri tak merasakan apa yang dirasakan rakyatnya. Sikap zuhud dan kedekatan dengan rakyat ini akan menenteramkan masyarakat. Kedekatan pada rakyat akan melahirkan kecintaan. Bayangkan dengan diri Rasulullah saw. Bagaimana mungkin rakyat tidak dekat dengannya kalau menjelang ajal pun beliau masih menyebut nyebut, "Ummati, ummati, ummati (umatku, umatku, umatku)." Kepedulian Rasulullah saw pada umatnya nyaris tak berbalas.

Kecintaan inilah yang akan menciptakan rasa aman. Kedekatan dengan rakyat berbanding lurus dengan tingkat kenyamanan seorang pemimpin. Semakin dekat dirinya dengan rakyat, semakin tinggi juga tingkat rasa aman dirinya. Inilah yang menjelaskan mengapa kedua Umar, baik Umar bin Abdul Aziz maupun Umar bin Khaththab tak pernah mau dikawal. Mereka tak memerlukan pengawal karena merasa dirinya aman. Mereka terbiasa berkeliling di tengah gelapnya malam. Mereka juga biasa tidur tiduran di tempat umum. Tak ada rasa takut dan khawatir dalam diri mereka. Penyebabnya: mereka berlaku adil, bersih, dekat dengan rakyat, maka rakyat pun mencintainya.

[Sabili] Selengkapnya...

Jaket 2



Desai jaket ke dua. Pilih Mana? Akwat wa ikhwatifillah ini desai jaket ke dua . Untuk memilih desai mana yg di suka dari desai jaket sebelumnya kita krim ke as_shafy@yahoo.com Selengkapnya...